Selasa, 30 November 2010

Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa siang, kembali mengeluarkan awan panas setelah beberapa hari terakhir tak lagi mengeluarkan awan panas pascaerupsi besar 5 November.

Awan panas yang muncul beberapakali tersebut terlihat dari Dusun Ngipiksari, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman sekitar pukul 10.45 WIB dan terus keluar sampai beberapakali ke arah timur atau Sungai Woro di Klaten, Jawa Tengah.

Purwanto, warga Dusun Ngipiksari yang sudah tiga hari ini kembali ke rumah dari pengungsian mengungkapkan salah satu awan panas meluncur cukup besar setelah beberapa Gunung Merapi terlihat diam.

"Secara visual luncuran awan panas Merapi ini hanya dapat dilihat beberapa menit saja karena setelah itu Gunung Merapi kembali tertutup kabut, karena puncak Merapi juga tengah turun hujan deras dan hanya suara gemuruh yang terdengar," katanya.

Sejumlah petugas dan relawan SAR di Posko Pakem langsung bergerak menyebar memantau kondisi sungai yang berhulu ke Merapi setelah sebelumnya menerima sinyal "handy talky" (HT).

Menurut mereka, informasi diterima dari petugas jaga di atas memang awan panas yang bercampur banjir.

Bubur Ayam Nikmat Selagi Hangat

Makan bubur paling enak hangat-hangat. Buburnya sendiri mungkin rasanya biasa-biasa saja, tapi beragam pelengkap di atasanya membuat rasa dan tampilan bubur menjadi istimewa.

Ada dua macam jenis bubur ayam yang dijual, yakni bubur ayam kering dan bubur ayam basah. Bubur ayam kering adalah bubur yang bumbunya tidak menggunakan kuah tambahan, artinya agar rasanya tambah mantep, hanya kecap manis dan asin.

Kalau bubur ayam basah, memakai tambahan kuah khusus yang biasanya bersantan tetapi ada juga yang berkuah bening. Sebagai pelengkap ada irisan cakwe, seledri, kedelai goreng, krupuk dan bawang goreng.

Bubur yang disajikan, terlebih dulu dipanaskan dalam panci kecil lalu potongan daging ayam dimasukkan, sehingga tercampur rata. Kemudian bubur tersebut, diletakkan di atas mangkok, kemudian diberi taburan irisan cakwe, bawang merah, daun bawang, dan potongan bunga sedap malam yang sudah dikeringkan.

Kelezatan bubur ini, terletak dari rasa buburnya yang khas, menebarkan wangi daun sere, buburnya juga pas, tidak terlalu encer atau kental.


Batik Indonesia Semarakkan Bazar di Athena

Ribuan warga kota Athena dan warga asing lainnya memadati stan Indonesia pada the 11th International Christmas Bazaar di Helexpo Palace, Athena.

Bazaar diikuti oleh 38 kedubes asing di Athena antara lain India, Pakistan, Jepang, RRT, Rusia, Turki, beberapa negara-negara anggota UE, Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah serta sejumlah lembaga swasta.

"Negara peserta memanfaatkan ajang ini untuk mempromosikan produk unggulan dan sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan dan pariwisata masing-masing kepada para pengunjung," tutur Sekretaris II Widya Sinedu.

Menurut Widya, dalam bazar selama 2 hari (27-28/11/2010), stan Indonesia yang menampilkan keanekaragaman produk mampu menyedot ribuan pengunjung. Produk batik seperti kemeja, baju, sarung, selendang, wayang, dompet, topeng, sandal, kipas, tas, tatakan gelas dan aksesoris lainnya yang dipromosikan oleh KBRI, sangat diminati.

Stan Indonesia yang didekorasi dengan burung jetayu, kain dan payung Bali, serta kain batik dan pakaian tradisional menjadi semakin semarak melalui kegiatan yang dipadukan bersama promosi makanan khas Indonesia.

Aneka makanan seperti pempek, nasi goreng, mie goreng, bakso, sate ayam dan kambing, kue spring roll, kue lapis legit, onde-onde, rempeyek dan kerupuk serta berbagai minuman dengan harga terjangkau terjual habis sebelum acara berakhir.

Para pengunjung yang diperkirakan mencapai 5000 orang juga dimanjakan dengan penampilan Tari Yapong yang dibawakan dengan lincah oleh 5 mahasiswa dan pelajar Indonesia di Athena.

Lenggak lenggok penari dengan kostum warna warni khas Betawi dan diiringi oleh lagu tradisional, mendapat sambutan hangat dan diliput oleh TV swasta Yunani.

Kegiatan bazar internasional Natal terbesar di Athena dimanfaatkan juga sebagai ajang promosi beasiswa Darmasiswa dan berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia yang dikemas dalam brosur Visit Indonesia 2011.

Untuk menarik turis asal Yunani, KBRI Athena bekerjasama dengan Singapore Airlines dan agen perjalanan Tradewind Hellas di Athena menawarkan paket wisata murah ke Bali dan Lombok, termasuk akomodasi 5 hari di hotel berbintang lima dengan harga mulai dari EUR690.

The 11th International Christmas Bazaar yang dimulai pada pukul 10.00 tersebut tidak pernah sepi pengunjung mulai dari acara pembukaan hingga di penghujung acara penutupan.

Bazar Natal tersebut merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sejak 1999 oleh Yayasan Friends of the Child Yunani bekerjasama dengan para Kepala Perwakilan Asing dan istri Duta Besar di Athena.

Partisipasi KBRI Athena pada Christmas Bazaar merupakan yang ke-8 kalinya. Hasil kegiatan bazaar akan disumbangkan kepada lembaga Friends of the Child. Lembaga ini dibentuk pada 1987 untuk membantu anak-anak kurang mampu di Yunani.

Bantuan terutama berupa biaya keperluan pengobatan, pendidikan, liburan, penghargaan dan lain sebagainya.

"Partisipasi Indonesia selain memperkenalkan berbagai produk dan mempromosikan seni budaya dan pariwisata juga menunjukkan kepedulian pada anak-anak Yunani kurang mampu," pungkas Widya.



Bromo dan Mitologi Rakyat Ngadas

"Mbeledos ora opo-opo, sing penting nyambut gawe, sesuk langsung gawe sesajen" (Meletus tidak apa-apa, yang terpenting tetap bekerja, setelah itu kita membuat sesaji).

Ucapan itu muncul dari Nurjono (35), seorang warga Desa Ngadas RT7, RW1 Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yakni satu dari sekian desa yang menjadi perhatian serius terkait meningkatnya status Gunung Bromo (2.329 mdpl) dari "Waspada" ke "Siaga" terus "Awas" atau level IV

Menurut budayawan asal Malang, Prof Henry Supriyanto, ungkapan warga tersebut adalah sebuah mitos yang masih tertanam di sekitar warga lereng Bromo, khususnya di perbatasan Gunung Bromo dengan Kabupaten Malang.

"Mitos keturunan Joko Seger dan istrinya Loro Anteng yang merupakan keturunan dewa-dewa itu masih dipegang erat oleh warga Desa Ngadas," paparnya.

Henry menceritakan, kuatnya hubungan antara Gunung Bromo dengan warga Desa Ngadas tak lepas dari upaya Joko Seger yang pernah mengorbankan putra bungsunya atau putra ke 25 (Kusuma) untuk sesaji Gunung Bromo.

Sehingga, warga yakin dengan sesaji yang dilakukan Joko Seger, Gunung Bromo tidak akan meletus, dan apabila ada letusan warga meyakini tidak akan mengarah ke desanya.

"Mitos itu hingga kini masih dipegang masyarakat Desa Ngadas, dan tidak akan terpengaruh dengan meningkatnya aktivitas Gunung Bromo," kata Henry yang juga guru besar Sejarah dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.

Seusai mengorbankan anak bungsunya, Joko Seger lantas meminta kepada warga agar apabila mempunyai "hajatan" atau perayaan, supaya tidak "menanggap" (menampilkan) wayang kulit, melainkan wayang topeng, wayang panji atau ludruk, hal ini untuk menghormati "Sang Bethoro Bromo" (Dewa Bromo).

Henry mengatakan, peningkatan status gunung api tersebut dianggap warga sebagai peringatan bagi seluruh manusia di bumi agar tidak membuat kerusakan. Meski demikian, Henry tetap meyakini, warga Ngadas tidak akan pindah sebab kuatnya memegang mitos tersebut.

Kuatnya warga dalam memegang mitos tersebut, dibenarkan oleh Kepala Desa Ngadas, Kartono.

Ketika ditemui di Balai Desa Ngadas, Kartono mengatakan, hingga saat ini warganya yang berjumlah 1.781 jiwa tersebut, masih lebih percaya dengan keyakinannya sendiri daripada info yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Hal ini terlihat dari aktivitas warga yang tetap menjalani kesehariannya seperti biasa, dan tidak ada "keanehan" terkait adanya info peningkatan status.

"Warga selalu berharap kabar baik dari Gunung Bromo, dan tidak pernah berpikir aneh-aneh. Oleh karena itu, meski badan vulkanologi menyebutkan status desanya cukup rawan terkena abu vulkanik, namun warga tetap menanggapinya dengan biasa," papar Kartono.

Ia menjelaskan, peningkatan aktivitas Gunung Bromo yang berakibat munculnya abu vulkanik tersebut merupakan hal yang biasa bagi warga Ngadas, sebab peristiwa itu tidak hanya sekali dialami warga.

"Hingga saat ini warga lebih memilih tetap tinggal di desa, meski status tersebut dinilai PVMBG membahayakan, sebab kejadian ini sudah terbiasa dialami oleh warga," tuturnya.

Turis Turun

Sementara itu, info yang bersumber dari PVMBG terkait meningkatnya status Bromo tersebut, dinilai warga sangat merugikan, karena sejumlah wisatawan lokal maupun asing tidak mau lewat desa tersebut untuk menuju Bromo, karena desa itu sudah dinilai "berbahaya".

Akibatnya, penghasilan sejumlah warga yang selama ini didapat dari adanya kunjungan wisatawan, menurun drastis.

Wahyudi, salah seorang penjual bakso yang biasa "mangkal" di "rest area" (tempat peristirahatan wisatawan) mengatakan, sudah dua minggu ini penghasilan menjual bakso menurun drastis dari Rp350 perhari menjadi Rp175 perhari.

Ia menjelaskan, pada hari biasa dirinya cukup mangkal di "rest area" dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, dan baksonya sudah habis. Namun, setelah pemberitahuan peningkatan status tersebut, baksonya selalu tersisa, dan mangkalnya hingga jam 16.00 WIB.

Warga lain, Harjo mengatakan, adanya kabar peningkatan status tersebut, membuat desanya semakin sepi dan jarang sekali dikunjungi oleh wisatawan.

"Wisatawan sampai saat ini tidak mau datang lagi untuk melihat Bromo dari perbatasan Kabupaten Malang, padahal hingga saat ini kondisinya tidak ada masalah, dan abu yang katanya mengarah ke Ngadas itu juga tidak kelihatan," ujarnya.

Meski demikian, Kepala Desa Ngadas, Kartono tetap menyiapkan jalur evakuasi. "Jalur evakuasi ini sebagai antisipasi apabila terjadi apa-apa untuk memenuhi prosedur keselamatan warga," katanya.

Saat ini, jalur evakuasi tersebut telah diberi tanda khusus dan mengarah sekitar 12 kilometer dari Desa Ngadas.

Tempatnya yakni berada di Desa Gubug Klahak dan Wringin Anom yang merupakan tempat paling aman dari erupsi Gunung Bromo. "Tempat untuk evakuasi dari Gunung Bromo yakni berjarak 22 kilometer dari pusat abu Bromo," katanya.

Berdasarkan laporan terakhir yang diterima Kartono, abu vulkanik Bromo tersebut hanya melewati hutan yang berada di samping Desa Jarak Ijo atau mengarah ke Desa Losari.

Sehingga, tidak sampai ke pemukiman warga. "Alhamdulillah masih aman, dan saya minta doanya agar Desa Ngadas tetap aman dari bahaya erupsi Bromo," ucapnya.

Desa Ngadas merupakan kawasan Kabupaten Malang yang terdekat dengan lokasi Gunung Bromo, jaraknya dari pusat vulkanik Abu Bromo yakni sekitar 15 kilometer.

Desa Ngadas terdiri dari dua dusun, yakni Dusun Ngadas dan Dusun Jarak Ijo, dengan presentase penganut agama Islam 30 persen, Hindu 30 persen serta Budha 30 persen.

Bromo Menyicil Kekuatan

Gunung Bromo di Jawa Timur terus dipantau, hingga kini setelah status 'Awas' yang disematkan sejak 23 November lalu. Petugas menilai gaya letusan Bromo tahun ini tidak sama dengan letusan tahun 2004.

"Kalau 2004, Bromo keluarkan asap putih tebal lalu meletus kuat," kata kepala Subbidang Pengamatan Gunung Api, Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana, dan Geologi Agus Budianto dalam perbincangan dengan VIVAnews, Selasa 30 November 2010.

Tahun ini, kata dia, Bromo mengikuti pola tahun 1999 di mana gunung mengeluarkan kekuatannya secara menyicil dengan semburan-semburan asap kelabu yang tebal. "Sedikit demi sedikit." kata dia.

Agus tak bisa memperkirakan sampai kapan Bromo menyicil kekuatan ini dan kemudian mengeluarkan letusannya. "Sampai hari ini Bromo masih stabil tinggi [aktivitas]," kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa Bromo adalah jenis gunung yang mengeluarkan batu pijar saat meletus. "Semoga tahun ini lontaran batu-batu pijar ini tidak separah 2004," kata dia. Enam tahun lalu, batu pijar terlontar kurang dari 1 kilometer (km).

Warga, kata dia, akan tetap aman selama berada di luar radius steril, 3 km. "Bromo ini kalau meletus hanya disekitar lautan pasir itu. Jadi, warga jangan dekat-dekat daerah ini, pasti aman," jelasnya.

Senin, 29 November 2010

Masyarakat Bali Pertahankan Kawasan Suci

Warga masyarakat Bali pada prinsipnya sepakat untuk menyelamatkan "Bhisama kawasan suci Bali" yang tertuang dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut.

"Kalau soal ada gugatan terkait RTRW dari pemerintah kabupaten hal itu sah-sah saja. Tetapi sebaiknya kita bersama-sama melihat kembali apa saja yang menjadi permasalahan itu dan apakah hal itu sangat urgen," kata Tjokorda Kerthiyasa anggota Komisi IV DPRD Bali di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, secara ranah hukum bagi pemkab yang tidak sepakat mempunyai hak untuk mengajukan revisi, bahkan menggugatnya ke Mahkamah Agung (MA).

"Kami berharap semua pihak harus berpikir secara holistik, bahwa Bali harus diselamatkan dengan menerapkan aturan-aturan yang tertuang dalam RTRW itu," ucapnya.

Tjokorda Kerthiyasa menjelaskan, sebagai aturan semuanya sudah dituangkan dalam RTRW itu. Jika ada pihak yang merasa tidak puas dengan aturan tersebut bisa saja mengajukan pendapat dengan didukung alasan dan data akurat.

"Padahal sebelum disahkan Perda RTRW sudah dilakukan sosialisasi termasuk juga mengundang pejabat pemkab dan pemkot kota di daerah ini yang bertujuan untuk memperoleh masukan agar tidak berbenturan di masing-masing daerah," ucap tokoh Puri Ubud itu.

Ditanya apakah dengan adanya gugatan ke MA tersebut DPRD Bali ingin merevisi RTRW itu, Tjok Kerthiyasa menambahkan, belum berpikir sejauh itu.

"Soal merevisi perlu kajian yang mendalam. Karena membuat Perda RTRW melalui berbagai kajian dan sosialisasi ke masyarakat," ujarnya.

Dikatakan, adanya gugatan investor ke MA, di antaranya pasal yang mengatur mengenai ketinggian bangunan, sempadan jurang dan pantai serta radius kesucian.

"Mengenai Bhisama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) kita tetap mengacu pada aturan yang ada," katanya.

Sebelumnya pada dialog "Strategi Mempertahankan RTRW Bali dan Bhisama Kesucian Pura" pada Minggu (28/11), anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Wayan Sudirta berharap sebagai masyarakat Bali seharusnya menjaga dan merawat Bali sebaik mungkin demi kelangsungan dan kepentingan masa depan.

Sebaliknya, jika tidak mampu menjaga Bali, kata dia, agar jangan sekali-kali merusak Bali apalagi mengeksploitasi Bali.

"Kalau tidak bisa membantu Bali, jangan merusak Bali. Jangan bangga dengan Bali kalau kita memeras Bali," ucap politisi vokal itu.

Kendati begitu, kata dia, tidak mau mengambil garis konfrontatif dengan ketujuh bupati yang akan merivisi Perda RTRW Bali.

Ia lebih memilih cara-cara persuasif agar niat merevisi yang diajukan itu dibatalkan.

"Mari kita dekati bupati-bupati ini untuk membicarakan persoalan ini. Pada saat bersamaan, kita membentuk tim yang kuat untuk menghadang gugatan investor yang sudah terlanjur masuk ke Mahkamah Agung," katanya.

Sabtu, 27 November 2010

Aktivitas Merapi Turun

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta melaporkan aktivitas gempa di Gunung Merapi dalam tiga hari terakhir terus mengalami penurunan.

Hasil pemantauan pukul 24.00 WIB sampai 06.00 WIB, Sabtu, 27 November 2010, gempa vulkanik sudah tidak terjadi, sementara gempa guguran terjadi sebanyak empat kali. Ini merupakan perkembangan positif dibandingkan sehari sebelumnya yang tercatat gempa vulkanik sampai 11 kali dan guguran 14 kali.

Meski kegempaan menurun, gempa tremor masih sangat tinggi sehingga Merapi masih sangat aktif sehingga statusnya masih awas atau level IV, hal itu yang dikatakan Subandriyo, Kepala BPPTK Yogyakarta.

Subandriyo menambahkan dari pengamatan visual dini hari tadi, asap putih hingga kecoklatan masih terlihat dengan intensitas tebal, tapi bertekanan rendah. Asap yang berhasil diamati setinggi 500 meter condong ke Barat.

Sedangkan endapan lahar masih terpantau di semua sungai yang berhulu di Puncak Gunung Merapi, sehingga jika turun hujan dikhawatirkan terjadi banjir lahar dingin.

“Karena masih status awas, penduduk tidak diperkenankan beraktivitas di sekitar alur sungai untuk menghindari bahaya awan panas dan lahar. Ancaman bahaya lahar ada di wilayah yang berada pada jarak 300 meter dari bibir semua sungai.”

Lebih lanjut Subandriyo menyatakan masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh oleh isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta tetap mengikuti arahan dari pemerintah.

“Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan yang dilanda awan panas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.”

Untuk wilayah sleman, 15 kilometer dan 10 kilometer, Kabupaten Magelang 10 Kilometer, Klaten 10 kilometer dan Boyolali 5 kilometer. masih dikatan sebagai daerah rawan bencana erupsi Merapi dan belum ada perubahan.

Bromo Meletus, 3 km Masih Aman

Gunung Bromo di Jawa Timur meletus pada pukul 17.40 WIB, Jumat 26 November 2010. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan masyarakat di lereng Gunung Bromo masih aman dan belum perlu mengungsi.

Setelah berstatus awas pada 23 November lalu, Pusat Vulkanologi mengeluarkan zona steril kegiatan manusia dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung. Kata Petugas pengamatan Pos Pantau di Desa Ngadisari, Sikapura, Probolinggo Mengatakan Pemukiman yang masih lebih dari 3 kilometer masih aman.

Zona steril Gunung Bromo antara lain kawasan wisata lautan pasir yang letaknya hanya sekitar 1,5 kilometer dari kawah.

Hingga malam ini gempa tremor masih terus terjadi. Gempa dibarengi dengan awal kecoklatan yang membumbung hingga 700 meter. "Kondisinya di sini sedang mendung," kata Subhan.

Dosen Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan peneliti di Pusat Studi Kebumian dan Bencana, Dr Putu Artama, mengatakan bahwa karakteristik Bromo dengan Merapi berbeda.

"Jika terjadi letusan, material yang dimuntahkan hanya pasir dan abu dengan kisaran radius 6 sampai 10 kilometer," kata Putu.

Itu berbeda dengan material yang dimuntahkan Gunung Merapi yakni berupa lava pijar,bebatuan, dan juga awan panas 'wedhus gembel'.

Selain itu, Bromo juga terbentengi oleh lautan pasir. Topografi Gunung ini bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. "Yang membayakan itu semburan awan berwarna kekuningan. Kandungan belerang yang banyak sangat berbahaya jika dihirup manusia," ujar Putu.

Kamis, 25 November 2010

Wisata Jogja Kembali Bangkit

Wisata Jogja Kembali Bangkit

Awal Minggu ini Bandara Adisutjipto Yogyakarta akan dibuka kembali dampaknya mulai terasa bagi dunia pariwisata di Yogyakarta.
Kunjungan atau tingkat hunia hotel kelas bintang dan melati mengalami peningkatan yang signifikan. Hunian hotel berbintang naik 10 persen, sedangkan hotel kelas melati 5 persen.

Sejak terjadi erupsi merapi kedua tingkat hunian hotel hanya 20 persen dari jumlah kamar yang tersedia. Namun saat ini kembali merangkak naik, Melihat perkembangan tersebut, Kata Deddy yang merupakan Sekretaris Persatuan Hotel dan REstoran Yogyakarta menyatakan yakin target hunian hotel sebanyak 70 persen untuk segala kelas pada liburan akhir tahun akan terpenuhi. Apalagi saat ini kondisi Yogyakarta sudah aman dan tidak lagi terpengaruh oleh debu vulkanik.

"Yang semula menunda, akhirnya memastikan kembali untuk datang ke Yogyakarta terutama wisatawan mancanegara," tegas Deddy Pranowo.“Pembukaan bandara membuat wisatawan yakin Yogyakarta aman dan mereka mulai mendatangi Yogyakarta,” kata Deddy.

Datanglah ke Jogja /Yogyakarta

YOGYAKARTA (sering juga disebut Jogja, Yogya, atau Jogya) terletak di tengah Pulau Jawa - Indonesia, tempat segalanya masih murah. Cukup dengan 200rb sehari, Anda sudah bisa menginap, menyantap masakan tradisional yangterkenal, dan menyewa kendaraan untuk menjelajahi pantai-pantai yang masih perawan dan candi-candi kuno berusia ribuan tahun.

Sambil jalan-jalan, Anda bisa melihat dari dekat kekayaan budaya Jawa yang masih asli, kehidupan penduduk setempat yang ramah bersahaja, dan seniman-seniman yang sedang membuat barang-barang kerajinan. Sungguh, Yogyakarta adalah surga traveling dengan begitu banyak pesona yang belum terungkap. Mulailah petualanganmu dan temukan sendiri harta karun Pulau Jawa.

Tentang Jogja

Seribu tahun silam, Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram Kuno yang makmur dan memiliki peradaban tinggi. Kerajaan inilah yang mendirikan Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja. Peninggalan lainnya adalah Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, dan puluhan candi lainnya yang sudah direstorasi maupun yang masih terpendam di bawah tanah.

Namun oleh suatu sebab yang misterius, Kerajaan Mataram Kuno memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur pada abad ke-10. Candi-candi megah itu pun terbengkalai dan sebagian tertimbun material letusan Gunung Merapi. Perlahan-lahan, wilayah Yogyakarta pun kembali menjadi hutan yang lebat.

Enam ratus tahun kemudian, Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram Islam di wilayah ini. Sekali lagi Yogyakarta menjadi saksi sejarah kerajaan besar yang menguasai Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan Mataram Islam ini meninggalkan jejak berupa reruntuhan benteng dan makam kerajaan di Kotagede yang kini dikenal sebagai pusat kerajinan perak di Yogyakarta.

Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi Kasunan Surakarta yang berpusat di Kota Solo dan Kesultanan Yogyakarta yang mendirikan istananya di Kota Jogja. Kraton (istana) tersebut masih berdiri hingga kini dan masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya, lengkap dengan ratusan abdi dalem
yang secara sukarela menjalankan tradisi di tengah perubahan jaman. Di Kraton, setiap hari ada pagelaran budaya berupa pertunjukan wayang kulit, gamelan, sendratari Jawa, dsb.

Yogyakarta pada masa kini merupakan tempat tradisi dan dinamika modern berjalan berdampingan. Di Yogyakarta ada kraton dengan ratusan abdi dalem yang setia menjalankan tradisi, namun juga ada Universitas Gadjah Mada yang merupakan salah satu universitas terkemuka di Asia Tenggara. Di Yogyakarta sebagian masyarakat hidup dalam budaya agraris yang kental, namun juga ada kaum mahasiswa dengan gaya hidup pop. Di Yogyakarta ada pasar tradisional dan barang kerajinan sementara di sebelahnya berdiri mall yang tak kalah ramainya.

Di ujung utara Yogyakarta, Anda akan melihat Gunung Merapi berdiri dengan gagah setinggi 9738 kaki. Gunung ini adalah salah satu dari gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Jejak ganasnya letusan Gunung Merapi tahun 2006 lalu bisa disaksikan di Desa Kaliadem, 30 km dari Kota Jogja. Pemandangan bergaya Mooi Indië berupa hamparan sawah nan hijau dan Gunung Merapi sebagai latar belakang masih bisa dilihat di pinggiran Kota Jogja.

Di bagian selatan Yogyakarta, Anda akan menemukan banyak pantai. Pantai yang paling terkenal adalah Pantai Parangtritis dengan legenda Nyi Roro Kidul, namun Yogyakarta juga memiliki pantai-pantai alami yang indah di Gunung Kidul. Anda bisa melihat Pantai Sadeng yang merupakan muara Sungai Bengawan Solo purba sebelum kekuatan tektonik yang dahsyat mengangkat permukaan Pulau Jawa bagian selatan sehingga aliran sungai tersebut berbalik ke utara seperti saat ini. Anda juga bisa mengunjungi Pantai Siung yang memiliki 250 jalur panjat tebing, Pantai Sundak, dan lain-lain.

Malaysia memiliki menara kembar tertinggi di dunia, Yogyakarta memiliki Candi Prambanan yang menjulang setinggi 47 meter dan dibuat dengan tangan 1100 tahun sebelumnya. Singapura memiliki kehidupan modern, Yogyakarta memiliki masyarakat agraris yang tradisional. Thailand dan Bali memiliki pantai-pantai yang indah, Yogyakarta memiliki pantai-pantai alami dan Gunung Merapi yang menyimpan cerita tentang betapa dahsyatnya kekuatan alam.

Selasa, 23 November 2010

Wisata Bahari Lamongan (WBL)

Wisata Bahari Lamongan atau disingkat WBL, adalah tempat wisata bahari yang terletak di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Tempat wisata ini dibuka sejak soft opening tanggal 14 November 2004. Beberapa wahana unggulan tempat wisata ini antara lain Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, serta Istana Bajak Laut.

Obyek wisata ini berada di jalur pantura Surabaya-Tuban, serta berada di dekat sejumlah obyek wisata andalan di Jawa Timur, diantaranya Gua Maharani, Makam dan Museum Sunan Drajat, Makam Sunan Sendang Duwur, dan Tanjung Kodok Resort. Tidak jauh dari WBL, sekitar 5 km arah timur, sudah dioperasikan kawasan berikat yang dikenal dengan Lamongan Shorebase (LS). Sementara itu, sekitar 6 kilometer arah barat terdapat pelabuhan perikanan Nusantara di kecamatan Brondong dengan tempat pelelangan ikan yang sangat dikenal di Jawa Timur.

Saat ini Wisata Bahari Lamongan diperluas hingga mencakup Gua Maharani. Dimana Gua Maharani sekarang tidak hanya menjadi tempat wisata Goa saja tetapi telah dikembangkan sebagai tempat rekreasi kebun binatang (Zoo) yang telah memiliki banyak koleksi binatang. Sehingga Goa Maharani sekarang telah berubah nama menjadi Maharani Zoo & Goa.




Senin, 22 November 2010

Anak Krakatau Alami Peningkatan

Letusan yang dikeluarkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda terus mengalami peningkatan, dari 207 (20/11) menjadi 210 kali (21/11).

kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Agung S Pambudi, mengatakan bahwa jumlah letusannya mengalami peningkatan, dari hari sebelumnya, 207 kali menjadi 210.

Meski jumlah letusannya bertambah, akan tetapi masih menurut Anton, untuk jumlah total kegempaannya menurun, dari 741 kali pada Hari Sabtu, turun menjadi 732 pada hari berikutnya.

Dan secara rinci, dari total kegempaan pada Minggu (21/11) sebanyak 732 kali, untuk vulkanik dalam (VA) 7 kali, vulkanik dangkal (VB)77 kali, letusan 210 kali, tremor harmonik 2 kali, hembusan 241 kali, dan tektonik jauh 1 kali.

"Untuk statusnya sendiri masih sama, level II atau `waspada`. Dan kami masih merekomendasikan, warga agar tidak mendekat pada radius dua kilometer dari lokasi," katanya menambahkan.

Sementara untuk Hari Sabtu (20/11), dari total kegempaan 741 kali, rinciannya, VA 2 kali, VB 77 kali, letusan 207, tremor letusan 223 kali, tremor harmonik 3 kali, 229 kali untuk hembusan.

"Jumlah kegempaannya masih fluktuatif, kadang naik, dan turun," kata Anton menambahkan.

Merapi Kembali Meluncurkan Awan Panas

Merapi kembali meluncurkan awan panas 'wedhus gembel' selama dua hari. Luncuran ini terjadi setelah empat hari sebelumnya, Merapi tidak mengeluarkan awan panas bersuhu lebih dari 600 derajat celcius itu.

Kepala Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, menyatakan, masih adanya awan panas yang meluncur dari Merapi. itu menandakan erupsi atau letusan masih tejadi. Itu artinya, status Merapi masih Awas atau level IV dan belum akan berubah.

Luncuran awan panas ini terjadi pada Minggu 21 November 2010 sejak pukul 17.23 WIB yang didahului dengan gempa tektonik. Pada hari yang sama, pada pukul 17.22 WIB rentetan awan panas terjadi hingga pukul 18.45 WIB.

Pada siang ini awan panas kembali keluar dari puncak Merapi sebanyak dua kali. Namun demikian jarak luncur awan panas dari puncak merapi belum dapat diketahui karena gunung tertutup awan tebal.

Menurut Surono, dengan demikian zona bahaya juga masih tetap untuk Sleman tetap 15 kilometer dari puncak. Untuk wilayah timur kali Boyong dan 10 kilometer bagi wilayah barat kali Boyong. "Magelang 10 kilometer, Boyolali 5 kilometer, dan Klaten 10 kilometer," paparnya.

Dari data kegempaan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, terjadi luncuran awan panas selama dua kali, masing-masing kurang lebih satu menit. Terjadi pada pukul 00.15 hingga 00.18 WIB.

Pada pukul 00.14 WIB juga terlihat asap setinggi 600 meter dengan arah condong ke barat dan utara, yang terlihat dari pos pengamatan di Manisrenggo. Gempa vulkanik, terjadi satu kali. Gempa multiphase tercatat 17 kali dan frekuensi rendah tidak tercatat.

Jumat, 19 November 2010

Radius aman Merapi di Sleman Jadi 10 KM

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), di hari jum'at Jumat 19 November 2010 menurunkan radius rawan bahaya letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman-Daerah Istimewa Yogyakarta dari 20 kilometer menjadi 10 kilometer.

Ini menyusul erupsi Merapi yang terus menurun. SURONO Kepala PVMBG mengatakan meski zona bahaya diturunkan, status Merapi masih tetap berada pada level 4 atau Awas.

Selain itu, PVMBG juga membagi penetapan radius aman menjadi dua wilayah, yakni 15 kilometer di sisi timur Kali Boyong dan 10 kilometer di sisi barat Kali Boyong. “Bukaan kawah yang berada di puncak Gunung Merapi mengarah ke Selatan sehingga untuk sisi Timur Kali Boyong radius rawan bahayanya lebih panjang dibanding di sisi barat,” kata SURONO.

Sementara dalam beberapa hari terakhir ini, ketinggian asap yang dipantau dari pos pengamatan Merapi semakin berkurang. Ini menunjukkan ada penurunan intensitas letusan. SURONO minta supaya masyarakat terutama yang berada di tempat pengungsian tetap bersabar Meski intensitas Gunung Merapi terus menurun.

Kamis, 18 November 2010

Rambu Solo

Rambu Solo adalah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga dari almarhum membuat sebuah upacara sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah meninggal
dunia.

Tingkatan Dalam Upacara Rambu Solo
Upacara Adat Rambu Solo' terbagi dalam beberapa tingkatan dan mengacu pada strata sosial dalam masyarakat Toraja, yaitu:
· Dipasang Bongi: Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan dalam 1 malam saja.
· Dipatallung Bongi: Up
acara pemakaman yang berlangsung selama 3 malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.
· Dipalimang Bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama 5 malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.
· Dipapitung Bongi:Upacara pemakaman yang berlangsung selama 7 malam yang pada setiap harinya dilakukan pemotongan hewan.

Upacara tertinggi Biasanya upacara tertinggi dilaksanakan 2 kali dengan rentang waktu sekurang kurangnya 1 tahun. Upacara yang pertama disebut Aluk Pia, biasanya pelaksanaan Aluk Pia bertempat disekitar Tongkonan keluarga yang berduka. Upacara yang kedua yaitu upacara Rante, biasanya dilaksanakan disebuah lapangan khusus karena dalam upacara yang menjadi puncak dari prosesi pemakaman ini biasanya ditemui berbagai ritual adat yang harus dijalani, seperti : Ma’tundan, Ma’balun (membungkus jenazah), Ma’roto (membubuhkan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah), Ma’Parokko Alang (menurunkan jenazah kelumbung untuk disemayamkan), dan yang adalah terakhir Ma’Palao (yakni mengusung jenazah ketempat peristirahatan yang terakhir).

Berbagai kegiatan budaya yang menarik dipertontonkan pula dalam upacara ini, antara lain :
· Ma’pasilaga tedong (Adu kerbau), kerbau yang diadu adalah kerbau khas Tana Toraja yang memiliki ciri khas yaitu memiliki tanduk bengkok kebawah ataupun [balukku', sokko] yang berkulit belang (tedang bonga); Sisemba’ atau Adu kaki.

· Tari-tarian yang berkaitan dengan ritus rambu solo’ antara lain : Pa’Badong, Pa’Dondi, Pa’Randing, Pa’Katia, Pa’papanggan, Passailo dan Pa’pasilaga Tedong; Sementara itu untuk seni musik antara lain : Pa’pompang, Pa’dali-dali dan Unnosong.

· Ma’tinggoro tedong (Pemotongan kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas leher kerbau dengan parang, dilakukan dengan sekali tebas). Kerbau yang akan disembelih, biasanya akan ditambatkan pada sebuah batu yang disebut Simbuang Batu.

Jenis kerbau yang terkenal dari Toraja adalah Tedong Bonga. Tedong bonga harganya sangat tinggi, hingga ratusan juta rupiah. Kerbau Tedong Bonga tergolong dalam kelompok kerbau lumpur atau Bubalus bubalis, merupakan endemik spesies yang hanya terdapat di Toraja saja. Kesulitan dalam pembiakan dan ditambah lagi dengan kecenderungan untuk menyembelih sebanyak-banyaknya pada upacara adat, membuat plasma nutfah (sumber daya genetika) asli itu terancam kelestariannya. Menjelang usainya Upacara Rambu Solo’, keluarga mendiang diwajibkan mengucapkan syukur pada Sang Pencipta yang sekaligus menandakan selesainya upacara pemakaman Rambu Solo’.

Ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu di Bali, Indonesia. Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian dan reinkarnasi).

Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang paham. Pada hari ini, tubuh jenasah diletakkan didalam peti-mati. Peti-mati ini diletakkan di dalam sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari jenasah.

Puncak acara Ngaben adalah pembakaran keluruhan struktur (Lembu atau vihara yang terbuat dari kayu dan kertas), berserta dengan jenasah. Api dibutuhkan untuk membebaskan roh dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi.

Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan.

Aktivitas Gunung Merapi Meningkat

Aktivitas Gunung Merapi terpantau menunjukkan pergerakan yang cenderung meningkat pada malam hari ini. Salah satu indikatornya adalah bertambahnya jumlah gempa vulkanik di gunung tersebut.

Berdasarkan data seismograf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Kamis (18/11/2010) pukul 00.00-18.00 WIB terjadi gempa vulkanik sebanyak 45 kali.

Jumlah dalam rentang waktu 18 jam tersebut di atas terbilang cukup besar karena pada dua hari sebelumnya hanya terjadi gempa vulkanik sebanyak 31 kali dan 22 kali, masing-masing dalam rentang 24 jam.

Sedangkan tremor masih terus terjadi secara beruntun. Guguran terjadi lima kali dan gempa tektonik terjadi satu kali.

Peningkatan aktivitas Merapi juga tampak dari munculnya awan panas pada pukul 03.34 WIB dinihari tadi. Meski besaran awan panas cukup kecil, namun itu merupakan awan panas pertama setelah Merapi tidak mengeluarkannya selama tiga hari terakhir.

Untuk pantauan secara visual, seperti hari kemarin, Merapi masih tertutup kabut sampai malam ini. Hal ini membuat para petugas pengamatan di sejumlah pos tidak bisa melakukan pemantauan.

"Yang terdengar hanya sedikit gluduk-gluduk (suara gemuruh). Visualisasi tidak tampak," ujar petugas pengamatan di pos Balerante, Klaten, via handytalky di frekuensi 149.070.

Kabut juga membuat pengamatan melalui CCTV BPPTK tidak dapat dilakukan. Di CCTV yang ada di Kaliurang, Sleman sama sekali tidak bisa mendapatkan gambaran tentang kondisi puncak Merapi. Sedangkan CCTV yang ada di Deles, Klaten hanya secara samar mendapatkan visualisasi.

Korban Tsunami Mentawai 461 Tewas, 43 Hilang

Jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, hingga Jumat, 12 November 2010, mencapai 461 orang. Sementara orang hilang 43 orang.

Berdasarkan data yang dilansir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar hingga kemarin malam, korban meninggal terbanyak berada di Kecamatan Pagai Utara yakni 251 orang. Dusun Munte dan Sabeugungung di Desa Betumonga, Pagai Utara, menjadi lokasi terparah dengan jumlah korban meninggal masing-masing, 115 dan 123 jiwa.

Sedangkan di Pagai Selatan, jumlah korban meninggal mencapai 178 orang. Daerah terparah akibat terjangan tsunami yakni di Dusun Purourogat, Desa Malakopak, di mana jumlah meninggal mencapai 75 orang.

Di Kecamatan Sipora Selatan, Dusun Gobik, Desa Bosua, tercatat sebanyak 10 orang dinyatakan meninggal. Jumlah korban di selatan Pulau Sipora ini mencapai 23 orang.

Sedangkan di kecamatan induk Sikakap, jumlah korban tercatat sebanyak 9 orang. Saat ini, BPBD Sumbar mencatat jumlah korban yang masih hilang sebanyak 43 orang, korban yang masih dirawat 24 orang. Tercatat sebanyak tujuh ribuan warga masih mengungsi hingga saat ini di sejumlah titik di Pagai, Sikakap, dan Sipora Selatan.

Gempa 7,2 Skala Richter yang menyebabkan sunami 25 Oktober 2010 itu juga mengakibatkan 545 rumah warga rusak berat, 204 rusak ringan, 8 rumah ibadah rusak berat. Terjangan tsunami juga merubuhkan 7 unit jembatan, 7 unit sekolah, 7 rumah dinas, dan memporak-porandakan 2 resor wisata.

Rabu, 17 November 2010

Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.

Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Dalam etnis Tionghoa Dalam etnis Tionghoa, candi ini disebut juga 婆羅浮屠 (Hanyu Pinyin: pó luó fú tú) dalam bahasa Mandarin.

Struktur Borobudur
Denah Borobudur membentuk Mandala, lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha.

Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.
Sepuluh pelataran yang dimiliki Borobudur menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.
Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala.

Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

Indonesia

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).
Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam.
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor.
Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India.
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II.
Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara.
Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Gunung Kelud