Kamis, 25 November 2010

Wisata Jogja Kembali Bangkit

Wisata Jogja Kembali Bangkit

Awal Minggu ini Bandara Adisutjipto Yogyakarta akan dibuka kembali dampaknya mulai terasa bagi dunia pariwisata di Yogyakarta.
Kunjungan atau tingkat hunia hotel kelas bintang dan melati mengalami peningkatan yang signifikan. Hunian hotel berbintang naik 10 persen, sedangkan hotel kelas melati 5 persen.

Sejak terjadi erupsi merapi kedua tingkat hunian hotel hanya 20 persen dari jumlah kamar yang tersedia. Namun saat ini kembali merangkak naik, Melihat perkembangan tersebut, Kata Deddy yang merupakan Sekretaris Persatuan Hotel dan REstoran Yogyakarta menyatakan yakin target hunian hotel sebanyak 70 persen untuk segala kelas pada liburan akhir tahun akan terpenuhi. Apalagi saat ini kondisi Yogyakarta sudah aman dan tidak lagi terpengaruh oleh debu vulkanik.

"Yang semula menunda, akhirnya memastikan kembali untuk datang ke Yogyakarta terutama wisatawan mancanegara," tegas Deddy Pranowo.“Pembukaan bandara membuat wisatawan yakin Yogyakarta aman dan mereka mulai mendatangi Yogyakarta,” kata Deddy.

Datanglah ke Jogja /Yogyakarta

YOGYAKARTA (sering juga disebut Jogja, Yogya, atau Jogya) terletak di tengah Pulau Jawa - Indonesia, tempat segalanya masih murah. Cukup dengan 200rb sehari, Anda sudah bisa menginap, menyantap masakan tradisional yangterkenal, dan menyewa kendaraan untuk menjelajahi pantai-pantai yang masih perawan dan candi-candi kuno berusia ribuan tahun.

Sambil jalan-jalan, Anda bisa melihat dari dekat kekayaan budaya Jawa yang masih asli, kehidupan penduduk setempat yang ramah bersahaja, dan seniman-seniman yang sedang membuat barang-barang kerajinan. Sungguh, Yogyakarta adalah surga traveling dengan begitu banyak pesona yang belum terungkap. Mulailah petualanganmu dan temukan sendiri harta karun Pulau Jawa.

Tentang Jogja

Seribu tahun silam, Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram Kuno yang makmur dan memiliki peradaban tinggi. Kerajaan inilah yang mendirikan Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja. Peninggalan lainnya adalah Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, dan puluhan candi lainnya yang sudah direstorasi maupun yang masih terpendam di bawah tanah.

Namun oleh suatu sebab yang misterius, Kerajaan Mataram Kuno memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur pada abad ke-10. Candi-candi megah itu pun terbengkalai dan sebagian tertimbun material letusan Gunung Merapi. Perlahan-lahan, wilayah Yogyakarta pun kembali menjadi hutan yang lebat.

Enam ratus tahun kemudian, Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram Islam di wilayah ini. Sekali lagi Yogyakarta menjadi saksi sejarah kerajaan besar yang menguasai Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan Mataram Islam ini meninggalkan jejak berupa reruntuhan benteng dan makam kerajaan di Kotagede yang kini dikenal sebagai pusat kerajinan perak di Yogyakarta.

Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi Kasunan Surakarta yang berpusat di Kota Solo dan Kesultanan Yogyakarta yang mendirikan istananya di Kota Jogja. Kraton (istana) tersebut masih berdiri hingga kini dan masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya, lengkap dengan ratusan abdi dalem
yang secara sukarela menjalankan tradisi di tengah perubahan jaman. Di Kraton, setiap hari ada pagelaran budaya berupa pertunjukan wayang kulit, gamelan, sendratari Jawa, dsb.

Yogyakarta pada masa kini merupakan tempat tradisi dan dinamika modern berjalan berdampingan. Di Yogyakarta ada kraton dengan ratusan abdi dalem yang setia menjalankan tradisi, namun juga ada Universitas Gadjah Mada yang merupakan salah satu universitas terkemuka di Asia Tenggara. Di Yogyakarta sebagian masyarakat hidup dalam budaya agraris yang kental, namun juga ada kaum mahasiswa dengan gaya hidup pop. Di Yogyakarta ada pasar tradisional dan barang kerajinan sementara di sebelahnya berdiri mall yang tak kalah ramainya.

Di ujung utara Yogyakarta, Anda akan melihat Gunung Merapi berdiri dengan gagah setinggi 9738 kaki. Gunung ini adalah salah satu dari gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Jejak ganasnya letusan Gunung Merapi tahun 2006 lalu bisa disaksikan di Desa Kaliadem, 30 km dari Kota Jogja. Pemandangan bergaya Mooi Indiƫ berupa hamparan sawah nan hijau dan Gunung Merapi sebagai latar belakang masih bisa dilihat di pinggiran Kota Jogja.

Di bagian selatan Yogyakarta, Anda akan menemukan banyak pantai. Pantai yang paling terkenal adalah Pantai Parangtritis dengan legenda Nyi Roro Kidul, namun Yogyakarta juga memiliki pantai-pantai alami yang indah di Gunung Kidul. Anda bisa melihat Pantai Sadeng yang merupakan muara Sungai Bengawan Solo purba sebelum kekuatan tektonik yang dahsyat mengangkat permukaan Pulau Jawa bagian selatan sehingga aliran sungai tersebut berbalik ke utara seperti saat ini. Anda juga bisa mengunjungi Pantai Siung yang memiliki 250 jalur panjat tebing, Pantai Sundak, dan lain-lain.

Malaysia memiliki menara kembar tertinggi di dunia, Yogyakarta memiliki Candi Prambanan yang menjulang setinggi 47 meter dan dibuat dengan tangan 1100 tahun sebelumnya. Singapura memiliki kehidupan modern, Yogyakarta memiliki masyarakat agraris yang tradisional. Thailand dan Bali memiliki pantai-pantai yang indah, Yogyakarta memiliki pantai-pantai alami dan Gunung Merapi yang menyimpan cerita tentang betapa dahsyatnya kekuatan alam.

Gunung Kelud